BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan zaman yang semakin pesat dan menglobalisasi, menuntut manusia Indonesia untuk dapat meningkatkan sumber daya manusianya. Transformasi global dalam bidang ekonomi, politik, budaya dan pendidikan akan berjalan cepat karena didorong oleh perdagangan bebas dan perkembangan teknologi, khususnya teknologi informasi, menuju masyarakat maju.
Masyarakat Indonesia telah memutuskan untuk ikut serta dalam pembangunan perdagangan dunia yang bebas dan saling menguntungkan, dalam rangka mewujudkan masyarakat maju pada tahun 2020. Kita sadar, khususnya penulis menyadari bahwa manusia Indonesia hanya mampu mengiringi dua tiga langkah dibelakang globalisasi yang terjadi di sektor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dan tidak semua manusia Indonesia mengikuti langkah globalisasi tersebut serta mereka-meraka yang mengikutinya hanya dapat membuat perubahan yang tidak begitu signifikan terhadap kemajuan IPTEK bangsa. Superiornya perkembangan IPTEK yang menglobalisasi membuat bangsa ini terusik, tertantang untuk meningkatkan sumber dayanya dengan jalan meningkatkan perkembangan di sektor pendidikan yang meliputi peningkatan kualifikasi tenaga pendidikan serta kualitasnya, sarana, dan prasarana yang diharapkan dapat mendukung peningkatan sumber daya manusia Indonesia, khususnya generasi penerus bangsa di semua tingkat/jenjang pendidikan. Meskipun dalam kenyataannya peningkatan sarana dan prasarana kurang berjalan disebabkan faktor pendanaan, namun jika tenaga pendidik memiliki skil yang mumpuni dengan berbagai pembekalan teknik pengajaran yang dikembangkan sendiri oleh bangsa kita maupun teknik adopsi dari sumber yang berasal dari negara lain khususnya didalam pendidikan guru, maka besar kemungkinan pendidikan di Indonesia akan lebih meningkat hingga akhirnya mampu mengiringi langkah globalisasi.
Peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga pendidik khususnya guru tersebut tengah direalisasikan di negri ini. Dari berbagai peningkatan kualifikasi guru di semua jenjang pendidikan, hingga pemberian reward dalam bentuk tunjangan profesi kepada guru yang memang pantas menyandang sebutan “ Guru Profesional”. Kemampuan tersebut dapat diartikan sebagai profesionalisme guru yang harus dapat meningkatkan kualitas produk (siswa) melalui peningkatan hasil belajar siswa.
Guru dapat dikatakan sebagai media, yaitu jalur penghubung antara perkembangan IPTEK dengan perkembangan produk terhadap stimulus dari IPTEK tersebut, agar agar nantinya produk yang dihasilkan tersebut mampu menerapkannya dalam kehidupan nyata di masa sekarang dan yang akan datang dengan memegang teguh norma-norma yang berlaku di kehidapan berbangsa dan bernegara Indonesia. Pada bab selanjutnya, akan dikemukakan lebih lanjut bagaimana hal tersebut dapat terjadi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan pokok permasalahan yaitu bagaimana peran guru sebagai media profesional dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
C. Batasan Masalah
Agar penulisan makalah ini lebih terarah, penulis memberikan batasan masalah pada peran dan cara guru sebagai media profesional dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
D. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan adalah agar guru sadar dan mampu bertindak sesuai dengan perannya sebagai media profesional dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
E. Metode Penulisan
Metode penulisan dalam pembuatan karya tulis ini menggunakan teknik kepustakaan yang semua bahannya diambil dari “Perpustakaan Maya” yakni berasal dari Internet melalui sumber terpercaya.
BAB II
PEMBAHASAN MASALAH
A. Pengertian dan Fungsi Guru Sebagai Media Profesional
1. Pengetian
Aktifitas proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan. Proses pembelajaran berhasil dan mutu pendidikan dapat meningkat apabila guru mampu memahami dan menghayati profesinya dan dan tentunya guru yang memiliki wawasan pengetahuan dan keterampilan sehingga membuat proses pembelajaran aktif, guru mampu menciptakan suasana pembelajaran inovatif, kreatif, dan menyenangkan. Guru dalam melaksanakan tugas profesinya dihadapkan pada berbagai pilihan, seperti cara bertindak bagaimana yang paling tepat, bahan belajar apa yang paling sesuai, metode penyajian bagaimana yang paling efektif, alat bantu apa yang paling cocok, langkah-langkah apa yang paling efisien, sumber belajar mana yang paling lengkap, sistem evaluasi apa yang paling tepat, dan sebagainya.
Manajemen peningkatan kompetensi guru bermuara pada pertumbuhan manusiawi dan profesionalisme guru (Mantja, 2002: kutipan dari :www.freewebs.com/santyasa/ ). Guru sebagai pihak yang berkepentingan secara operasional dan mental harus dipersiapkan dan ditingkatkan profesionalnya, karena hanya dengan demikian kinerja mereka dapat efektif, Apabila kinerja guru efektif maka tujuan pendidikan akan tercapai. Yang dimaksud dengan profesionalisme disini adalah kemampuan dan keterampilan guru dalam merencanakan, melaksanakan pengajaran dan keterampilan guru merencanakan dan melaksanakan evaluasi hasil belajar siswa. Perubahan peran guru yang tadinya sebagai penyampai pengetahuan dan pengalihan pengetahuan dan pengalih keterampilan, serta merupakan satu-satunya sumber belajar, berubah peran menjadi pembimbing, pembina, pengajar, dan pelatih. Dalam kegiatan pembelajaran, guru akan bertindak sebagai fasilisator yang bersikap akrab dengan penuh tanggung jawab, serta memperlakukan peserta didik sebagai mitra dalam menggali dan mengolah informasi menuju tujuan belajar mengajar yang telah direncanakan. dari fakta dan keterangan diatas dapat diketahui bahwa guru merupakan media yang dapat meningkatkan kualitas produk-produk pendidikan pada umunya dan hasil belajar siswa pada khususnya.
2. Fungsi
Beratnya tanggung jawab bagi guru menyebabkan pekerjaan guru harus memerlukan keahlian kusus. Untuk itu pekerjaan guru tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang diluar bidang pendidikan, sehingga profesi guru paling mudah terkena pencemaran. Sekali guru berbuat salah maka akan berdampak terhadap dunia pendidikan, demikian pula sekali guru salah mengajarkan ilmu kepada anak didiknya, maka akan berdampak dan berimbas kepada satu generasi.
Tugas utama seseorang guru ialah mendidik, mengajar, membimbing, melatih, oleh sebab itulah tanggung jawab keberhasilan pendidikan berada di pundak guru. Guru sebagai juru mudi dari sebuah kapal, mau kemana arah dan haluan kapal dihadapkan, bila juru mudinya pandai dan terampil, maka kapal akan berlayar selamat ditujuan, gelombang dan ombak sebesar apapun dapat dilaluinya dengan tenang dan tanggung jawab. Oleh karena itu, untuk menjadi seorang juru mudi harus melalui pendidikan dan latihan khusus serta dengan memiliki keahlian khusus.
Menurut Kurikulum Berbasis Kompetensi yang disempurnakan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan bahwa setiap individu mempunyai potensi yang harus dikembangkan, maka proses pembelajaran yang cocok adalah menggali potensi anak untuk selalu kreatif dan berkembang. Namun kenyataan di lapangan belum menunjukkan ke arah pembelajaran yang bermakna. Para pendidik masih perlu penyesuaian dengan KTSP, para guru sendiri belum siap dengan kondisi yang sedemikian plural sehingga untuk mendesain pembelajaran yang bermakna masih kesulitan. Sistem pembelajaran duduk tenang, mendengarkan informasi dari guru sepertinya sudah membudaya sejak dulu, sehingga untuk mengadakan perubahan ke arah pembelajaran yang aktif, kreatif, menyenangkan agak sulit. Pembelajaran yang bermakna akan membawa siswa pada pengalaman belajar yang mengesankan. Pengalaman yang diperoleh siswa akan semakin berkesan apabila proses pembelajaran yang diperolehnya merupakan hasil dari pemahaman dan penemuannya sendiri. Dalam konteks ini siswa mengalami dan melakukannya sendiri. Proses pembelajaran yang berlangsung melibatkan siswa sepenuhnya untuk merumuskan sendiri suatu konsep. Keterlibatan guru hanya sebagai fasilitator dan moderator dalam proses pembelajaran tersebut. Hal tersebut menjadikan tantangan bagi kita semua khususnya guru untuk berperan dalam fungsinya.
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Anak
Ada beberapa faktor penting yang mempengaruhi hasil belajar siswa menurut sumber http://kangmansyur.blogspot.com/ yaitu :
1. Pengaruh Pendidikan dan pembelajaran unggul
2. Perkembangan dan Pengukuran otak (IQ)
3. Kecerdasan Emosional (EQ)
Pada faktor yang pertama mengenai pengaruh pendidikan dan pembelajaran unggul merupakan pelaksanaan dan penerapan sistem pendidikan di suatu negara serta kompetensi aparatur yang terkait dalam sistem tersebut sehingga mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia di negara tersebut dalam hal ini yang paling berperan adalah guru sebagai fungsi utama media profesional. Adanya kemampuan kualitas kompetensi guru yang tinggi maka faktor yang kedua dan ketiga dapat diatasi dengan berbagai teknik yang dimiliki oleh guru tersebut.
C. Peran dan Cara Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Merunut Kurikulum Berbasis Kompetensi yang disempurnakan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang telah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya bahwa setiap individu mempunyai potensi yang harus dikembangkan, maka proses pembelajaran yang cocok adalah menggali potensi anak untuk selalu kreatif dan berkembang.
Guru yang profesional bukan hanya sekedar alat transmisi kebudayaan, tetapi mentransformasikan kebudayaan itu ke arah budaya yang dinamis yang menuntut penguasaan ilmu pengetahuan, produktivitas yang tinggi dan kualitas karya yang dapat bersaing. Lembaga pendidikan (sekolah) merupakan wadah para siswa dalam menggali ilmu pengetahuan, salah satu factor penting yang dapat mempengaruhi tingkat hasil belajar siswa adalah potensi motivasi belajar yang ada pada diri siswa. Adapun guru profesional itu sendiri adalah guru yang berkualitas, berkompetensi, dan guru yang dikehendaki untuk mendatangkan prestasi belajarserta mampu mempengaruhi proses belajar mengajar siswa, yang nantinya akan menghasilkan prestasi belajar siswa yang lebih baik.
Kompetensi guru meliputi empat kategori. Pertama, kemampuan guru dalam merencanakan program belajar mengajar. Kedua, kemampuan guru dalam menguasai bahan pelajaran. Ketiga, kemampuan guru dalam melaksanakan danmemimpin/mengelola proses belajar mengajar. Dan keempat, kemampuan dalammenilai kemajuan proses belajar mengajar. Prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai setelah melalui proses kegiatan belajar mengajar. Prestasi belajar siswa dapat ditunjukkan dalam bentuk nilai yang diberikan guru berupa raport yang merupakan hasil dari beberapa bidang studi yang telah dipelajari oleh peserta didik.
Adanya motivasi belajar yang kuat membuat siswa belajar dengan tekun yang pada akhirnya terwujud dalam hasil belajar siswa tersebut. Oleh karena itulah motivasi belajar hendaknya ditanamkan pada diri siswa agar dengan demikian ia akan dengan senang hati mengikuti materi pelajaran yang diajarkan oleh guru di sekolah. Perlu ditanamkan pada diri siswa bahwa dengan belajarlah akan mendapatkan pengetahuan yang baik, siswa akan mempunyai bekal menjalani kehidupannya di kemudian hari. Hal hal yang dapat mempengaruhi motivasi belajar pada diri siswa dapat timbul dari dirinya sendiri, lingkungan sekolah maupun dari lingkungan keluarga. Dari lingkungan sekolah misalnya guru di samping mengajar juga hendaknya menanamkan motivasi belajar kepada siswa yang diajarnya. Banyak siswa yang tidak termotivasi belajar mengakibatkan hasil belajarnya menurun. Oleh karena itulah sekolah beserta guru hendaknya mengkondisikan lingkungannya sedemikian rupa dengan demikian siswa akan termotivasi untuk belajar. Mengingat akan pentingnya motivasi belajar ini dalam kegiatan belajar mengajar, maka sudah seharusnya berbagai pihak yang terkait dengan bidang pendidikan menaruh perhatian sebaik-baiknya.
Selain hal yang berhubungan dengan potensi yang ada dalam diri siswa, guru mampu melakukan berbagai teknik diantaranya dengan meningkatkan kemampuan dan kecepatan belajar.
Berikut ini Prinsip,konsep dan strategi Belajar Cepat yang dipostingkan oleh Drs. H. Hamruni, M.Si diposting di di http://uin-suka.info/ yang memungkinkan guru meningkatkan fungsi dan perannya sebagai media profesional.
a. Prinsip-Prinsip Belajar.
Percepatan belajar adalah sebuah konsep pembelajaran yang berupaya untuk mengoptimalkan proses internal dalam diri peserta didik ketika sedang belajar, sehingga terjadi perolehan, pengorganisasian dan pengungkapan pengetahuan baru. Upaya percepatan belajar yang dikenal dengan konsep Accelerated Learning dalam penerapannya didasarkan pada prinsip-prinsip berikut.
1. Belajar Bagaimana Belajar (Learning How to Learn) dan Belajar Bagaimana Berpikir (Learning How to Think).
Lembaga pendidikan modern adalah suatu lembaga yang seharusnya terus menerus belajar, terus menerus berubah karena hasil belajar dari pengalaman atau dari pemikiran-pemikiran inovatif dalam mengantisipasi perubahan yang datang. Prioritas utama bagi sebuah lembaga pendidikan pada masa yang berubah sangat cepat seperti sekarang ini adalah mengajarkan kepada anak didik bagaimana cara belajar dan bagaimana cara berpikir. Belajar Bagaimana Belajar menjadi begitu penting, karena ketika seseorang mempelajari cara belajar, kepercayaan dan keyakinan dirinya akan meningkat. Ketika seseorang mempelajari cara belajar, maka orang tersebut tidak hanya bisa menghadapi teknologi baru dan perubahan, akan tetapi juga dapat menyambut baik kedatangannya. Belajar Bagaimana Belajar berarti mempelajari cara otak bekerja, cara memori bekerja, cara menyimpan informasi, mengambilnya, menghubungkannya dengan konsep lain, dan mencari pengetahuan baru dengan cepat kapanpun memerlukannya. Selain itu, belajar bagaimana berpikir secara logis dan kreatif adalah satu hal yang sangat penting jika ingin dapat memecahkan masalah sosial dan personal secara efektif. Dalam ajaran Islam, terdapat banyak ayat-ayat Al-Qur’an atau sabda-sabda Nabi saw yang secara implisit mengandung motivasi yang mendorong manusia untuk berpikir dan menyelidiki alam kehidupannya sendiri dan lingkungan alam sekitarnya. Misalnya, firman Allah Surat Ali 'Imran 190 – 191 :
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ (190) الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ (191)
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka".
b. Belajar harus menyenangkan dan membangun rasa percaya diri.
Menjadikan proses belajar menjadi sesuatu yang menyenangkan adalah sangat penting. Karena belajar yang menyenangkan merupakan kunci utama bagi individu untuk memaksimalkan hasil yang akan diperoleh dalam proses belajar. Dalam bukunya Quantum Learning, Bobbi De Porter dan Mike Hernacki mengangkat hal tersebut sebagai falsafah dasar yang harus dikembangkan dalam kurikulum. Agar bisa efektif, belajar dapat dan harus menyenangkan. Belajar adalah kegiatan seumur hidup yang dapat dilakukan dengan menyenangkan dan berhasil. Senada dengan falsafah yang diangkat oleh Bobbi DePorter dan Mike Hernacki dalam Quantum Learning, maka dalam khasanah pendidikan Islam juga ditemukan pemikiran yang serupa. Prof. Dr. Omar Mohammad Al-Toumy Al-Syaibany, misalnya, memandang sangat penting membuat proses pendidikan menjadi suatu proses pendidikan yang menggembirakan dan menciptakan kesan baik pada diri pelajar. Tidak jauh berbeda dengan falsafah yang diangkat dalam Quantum Learning serta pendapat Syaibany tersebut, maka Colin Rose dan Malcolm J. Nicholl juga mengangkat hal ini sebagai salah satu filosofi Accelerated Learning. Syarat bagi pembelajaran yang efektif adalah dengan menghadirkan lingkungan “seperti masa kanak-kanak”, yang mendukung dan menggembirakan (“bermain”). Pandangan ini dipromosikan oleh seorang ahli psikologi terkenal, Mihaly C., yang selama lebih dari 20 tahun mengkaji apa yang disebut “aliran”, yaitu keadaan konsentrasi yang menghantarkan pada pengalaman yang optimal, suatu kesadaran yang demikian terfokus, sehingga pelakunya terserap penuh dalam suatu kegiatan. Ini terjadi ketika seseorang menikmati perasaan yang sangat nyaman tanpa keterpaksaan dan menjalankan kegiatan dengan puncak kemampuannya. Apabila proses belajar mengembirakan, maka motivasi akan tinggi. Itulah sebabnya mengapa peran lingkungan sangat penting dan mengapa para guru harus memperlihatkan antusiasme mereka kepada anak didik.
Untuk mencapai tujuan belajar dengan mudah, maka lingkungan kelas harus ditata sedemikian rupa menjadi lingkungan yang kondusif, yang dapat mempengaruhi siswa secara positif dalam belajar. Lingkungan belajar yang kondusif dapat menumbuhkan motivasi anak dalam belajar, penyajian bahan pelajaran dapat disuguhkan dengan penuh makna serta memberi kesan tersendiri kepada siswa.
c. Pengetahuan harus disampaikan dengan pendekatan multi-sensori dan multi-model dengan menggunakan berbagai bentuk kecerdasan.
Dalam proses belajar mengajar di kelas, guru berhadapan dengan siswa yang berbeda-beda jenis kecerdasannya. Ada sebagian siswa yang membutuhkan penggambaran visual dan fisik dari konsep-konsep yang diajarkan. Sebagian lagi lebih suka kerja otak yang abstrak, sebagian lainnya memerlukan gagasan-gagasan yang diungkapkan secara verbal. Selain itu, ada pula yang lebih suka jika diberi jawaban-jawaban secara langsung. Dengan demikian, guru harus siap melibatkan berbagai berbagai jenis kecerdasan yang dibawa oleh siswa ke dalam kelas. Colin Rose dan Malcolm J. Nicholl membagi gaya belajar menjadi tiga, yaitu visual, auditori, dan kinestetik. Cara yang efektif dalam belajar yaitu menggunakan sebanyak mungkin kecerdasan secara praktis. Dengan cara inilah seseorang akan mengalami dan menghayati apa yang tengah dipelajari secara utuh. Guru tidak perlu khawatir untuk mengidentifikasi gaya belajar yang disukai setiap siswa. Namun demikian, guru harus mampu merancang berbagai macam aktivitas yang mengga-bungkan sebanyak mungkin jenis kecerdasan. Dengan memasukkan kecerdasan berganda ke dalam isi dan rancangan pembelajaran, maka guru telah membantu siswa secara otomatis mendapatkan lebih banyak makna dan rangsangan otak dalam proses belajarnya, sekaligus memberinya lebih banyak variasi dan kesenangan, serta mengembangkan dan memperkuat kecerdasan mereka.
d. Orang tua khususnya dan masyarakat umumnya harus terlibat sepenuhnya dalam pendidikan anak-anak
Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah. Sekolah hanyalah membantu kelanjutan pendidikan dalam keluarga, sebab pendidikan yang pertama dan utama diperoleh anak dalam keluarga. Peralihan bentuk pendidikan jalur luar sekolah ke jalur pendidikan sekolah (formal) memerlukan kerja sama antara orang tua dan sekolah (pendidik). Menurut Abdullah Nasih Ulwan harus ada kerjasama antara rumah, masjid dan sekolah untuk membentuk kepribadian anak yang meliputi aspek ruhani, jasmani, akal, dan jiwanya, sehingga menjadi lebih matang. Kerjasama ini tidak akan berjalan dengan sempurna kecuali dengan adanya dua syarat pokok, yaitu: (1) pengarahan di rumah dan di sekolah hendaknya tidak bertentangan; (2) hendaknya saling membantu dan kerjasama itu bertujuan untuk menegakkan penyempurnaan dan keseimbangan dalam upaya membina pribadi yang Islami.
Colin Rose dan Malcolm J. Nichollpun juga berpendapat tentang pentingnya peranan orangtua dan masyarakat dalam pendidikan anak-anak. Orang tua harus dilibatkan secara penuh dalam pendidikan anak-anak. Orang tua adalah orang yang paling mengetahui anak-anaknya. Merekalah orang yang paling tahu riwayat hidup seorang anak dan cara khasnya mendekati dunia sekitarnya. Setiap orang tua harus membuat para guru sadar akan bakat “terpendam” yang dimiliki anak-anak mereka. Oleh karena itu rumah menjadi lembaga pendidikan terpenting dan orang tualah yang berperan sebagai pendidik pertama dan utama.
e. Sekolah harus menjadi ajang persiapan yang sebenarnya bagi kehidupan dunia nyata.
Dilihat dari segi fungsi sosialnya, maka sekolah mempunyai beberapa fungsi yang harus diperankannya. Fungsi sekolah tersebut antara lain: Mempersiapkan anak untuk suatu pekerjaan, Memberikan keterampilan dasar, Membuka kesempatan memperbaiki nasib, Sekolah menyediakan tenaga pembangunan.
Sedikit berbeda dengan fungsi sekolah menurut Nasution, dalam Accelerated Learning sekolah memegang peranan penting untuk mempersiapkan peserta didiknya dalam menghadapi kehidupan yang akan dijalani. Masa-masa sekolah harus mempersiapkan para siswa untuk tantangan-tantangan yang pasti akan mereka hadapi ketika keluar dari sekolah. Hal ini juga dijelaskan oleh Renate Nummela Caine dan Geoffrey Caine dalam bukunya, 'Making Connections: Teaching and the Human Brain' sebagaimana dikutip oleh Gordon Dryden dan Jeannette Vos bahwa salah satu fungsi sekolah adalah menyiapkan siswa untuk menghadapi dunia nyata. Mereka perlu disadarkan tentang harapan yang mereka pikul, tantangan yang mereka hadapi, dan kemampuan yang perlu mereka kuasai.
Gunakan Prinsip-prinsip Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management).
Prinsip-prinsip manajemen mutu terpadu dalam bidang bisnis harus mengilhami dunia persekolahan. Ada beberapa prinsip kunci dari TQM yang dapat membantu menuju sistem sekolah yang sukses, diantaranya: Mengkonsentrasikan pada proses, kualitas ditentukan oleh siswa dan orangtua, siswa perlu dilibatkan dalam menetapkan norma dan aturan di dalam kelas, dan orangtua juga harus dilibatkan dalam menetapkan visi yang jelas tentang untuk apa pendidikan itu, seluruh sistem harus berubah, bukan hanya sebagian.
B. Konsep Cara Belajar Cepat
Konsep cara belajar cepat diawali oleh pandangan Colin Rose dan Nicholl tentang adanya beberapa hal yang menjadi karakteristik tahun-tahun terakhir yang penuh pancaroba dari millenium II yang baru lalu. Hal tersebut merupakan tantangan yang harus dijawab oleh setiap orangtua, pendidik, pelaku bisnis dan pemerintahan. Keberhasilan pada abad mendatang akan bergantung pada sejauhmana seseorang dapat mengembangkan keterampilan-keterampilan yang tepat untuk menguasai kecepatan, kompleksitas, dan ketidakpastian yang saling berhubungan satu sama lain. Perubahan dunia yang begitu cepat menuntut kemampuan belajar yang lebih cepat. Kompleksitas dunia yang terus meningkat menuntut kemampuan yang sesuai untuk menganalisis setiap situasi secara logis dan memecahkan masalah secara kreatif. Prioritas utama bagi lembaga pendidikan adalah mengajarkan kepada anak-anak bagaimana cara belajar dan bagaimana cara berpikir. Hanya dengan dua ketrampilan super inilah seseorang dapat mengatasi perubahan dan kompleksitas serta menjadi manusia yang secara ekonomi tidak bergantung dan tidak akan menganggur pada abad ini. Kedua keterampilan tersebut akan menghasilkan kemandirian dan kepercayaan diri. Kemandirian merupakan kemampuan untuk mengelola cara belajar sejak dini, untuk menguasai informasi, dan untuk mengetahui bagaimana menggunakan informasi tersebut guna menghasilkan produk-produk dan jawaban-jawaban kreatif terhadap berbagai masalah.
Semua hal tersebut berimplikasi pada kebutuhan mendesak akan keharusan melakukan suatu perubahan, baik dalam apa yang dipelajari dan bagaimana ia dipelajari. Belajar bagaimana belajar menjadi sangat penting karena ketika seseorang mempelajari cara belajar, maka kepercayaan dan keyakinan dirinya akan meningkat. Ketika seseorang mempelajari cara belajar maka akan memperoleh kemampuan dasar untuk menjadi pembelajar yang mampu mengatur diri, dan kemampuan dasar untuk meningkatkan pengembangan pribadi. Selain itu juga akan memiliki kekuatan untuk berubah dari konsumen pendidikan yang pasif menjadi pengelola pembelajaran dan kehidupan yang aktif bagi diri sendiri.
Menurut Colin dan Malcolm, belajar bukan hanya untuk mengetahui jawaban-jawaban, juga bukan sekedar untuk mengetahui penggalan dari suatu batang tubuh pengetahuan. Belajar juga tidak hanya diukur dengan indeks prestasi dan nilai ujian saja. Akan tetapi belajar adalah petualangan seumur hidup, perjalanan eksplorasi tanpa akhir untuk menciptakan pemahaman personal. Petualangan tersebut haruslah melibatkan kemampuan untuk secara terus menerus menganalisis dan meningkat cara belajar, serta kemampuan menyadari proses belajar dan berpikir diri sendiri. Belajar haruslah dimulai sedini mungkin dan terus berlangsung seumur hidupnya, serta mengimplementasikan apa yang dipelajari.
Seseorang akan menemukan bahwa belajar itu mudah dan menyenangkan ketika orang tersebut mampu menggunakan bentuk-bentuk kecerdasannya yang paling kuat. Hal tersebut disebabkan karena sebagian orang mungkin kurang mampu dalam suatu jenis kecerdasan. Akan tetapi karena gabungan dan paduan khusus keterampilan yang dimilikinya, dia mungkin mampu mengisi dengan baik beberapa kekurangannya secara baik.Tapi umumnya semakin baik seseorang mengembangkan kecerdasannya yang lain, maka akan semakin luwes orang tersebut memenuhi tantangan dalam kehidupan yang luas aspeknya.
Metode belajar dalam Accelerated Learning mengakui bahwa masing-masing individu memiliki cara belajar pribadi pilihan yang sesuai dengan karakter dirinya. Oleh karena itu, ketika seseorang belajar dengan menggunakan teknik-teknik yang sesuai dengan gaya belajar pribadinya, maka berarti ia telah belajar dengan cara yang paling alamiah bagi diri sendiri. Sebab, yang alamiah menjadi lebih mudah, dan yang lebih mudah menjadi lebih cepat, itulah alasan Colin Rose dan Malcolm J. Nicholl menyebutnya cara belajar cepat. Ketika para guru menggunakan cetak biru enam langkah yang sama, maka mereka akan menjamin bahwa pengalaman belajar adalah lengkap. Dan ketika para guru bekerja dalam urutan langkah-langkah tersebut, maka mereka akan merasakan bahwa itu menyenangkan, efektif, dan cepat.
Kecerdasan hanyalah sehimpunan kemampuan dan ketrampilan. Seseorang dapat mengembangkan dan meningkatkan kecerdasannya dengan belajar menggunakan kemampuannya sendiri secara penuh. Strategi Cara Belajar Cepat akan memberikan “sarana usaha” untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan ini. Dan berikut ini penulis akan memaparkan lebih jauh beberapa strategi cara belajar cepat.
C. Strategi Cara Belajar Cepat
Strategi cara belajar cepat dalam Accelerated Learning merupakan paduan dari metode-metode yang dibagi menjadi enam langkah dasar yang dapat dingat dengan mudah dengan menggunakan singkatan M – A – S – T – E – R. Kata ini diciptakan oleh pelatih terkemuka Cara Belajar Cepat (CBC) Jayne Nicholl. Adapun pengertian dari M-A-S-T-E-R menurut Colin Rose dan Malcolm J. Nicholl adalah sebagai berikut:
1. M adalah Motivating Your Mind (Memotivasi Pikiran)
Dalam memotivasi pikiran maka seseorang harus berada dalam keadaan pikiran yang “kaya akal”, Itu berarti harus dalam keadaan relaks, percaya diri dan termotivasi.
2. A adalah Aquiring The Information (Memperoleh Informasi)
Dalam belajar seseorang perlu mengambil, memperoleh dan menyerap fakta-fakta dasar subyek palajaran yang dipelajari melalui cara yang paling sesuai dengan pembelajaran inderawi yang disukai.
3. S adalah Searching Out the Meaning (Menyelidiki Makna)
Mengubah fakta ke dalam makna adalah unsur pokok dalam proses belajar. Menanamkan informasi pada memori mengharuskan seseorang untuk menyelidiki makna seutuhnya secara seksama dengan mengeksplorasi bahan subyek yang bersangkutan. Teori Delapan Kecerdasan dikemukakan oleh Gardner, yang secara garis besarnya adalah sebagai berikut :
1) Kecerdasan Linguistik (bahasa), yaitu kemampuan membaca, menulis, dan berkomunikasi dengann kata-kata atau bahasa.
2) Kecerdasan Logis-Matematis, adalah kemampuan berpikir (menalar) dan menghitung, berpikir logis dan sistematis.
3) Kecerdasan Visual-Spasial, adalah kemampuan berpikir menggunakan gambar, membayangkan berbagai hal pada mata pikiran.
4) Kecerdasan Musikal, adalah kemampuan mengubah atau menciptakan musik, dapat bernyanyi dengan baik, atau memahami dan mengapresiasi musik.
5) Kecerdasan Kinestetik–Tubuh, adalah kemampuan menggunakan tubuh secara terampil dalam memecahkan masalah, menciptakan produk atau mengemuka-kan gagasan dan emosi.
6) Kecerdasan Interpersonal (sosial), adalah kemampuan bekerja secara efektif dengan orang lain, berhubungan dengan orang lain dan memperlihatkan empati dan pengertian, memperhatikan motivasi dan tujuan mereka.
7) Kecerdasan Intrapersonal, yaitu kemampuan manganalisis diri sendiri, mampu merenung dan menilai prestasi diri, serta mampu membuat rencana dan menyusun tujuan yang hendak dicapai.
8) Kecerdasan Naturalis, yaitu kemampuan mengenal flora dan fauna, melakukan pemilahan-pemilahan runtut dalam dunia kealaman, dan menggunakan kemampuan ini secara produktif.
Dengan menggunakan semua jenis kecerdasan tersebut akan mendorong seseorang berpikir dalam cara baru, mampu menghidupkan informasi, menjadikannya mudah diingat, memungkinkan seseorang menginterpretasikan fakta, mengubahnya dari pengetahuan permukaan menjadi pemahaman mendalam, mengaitkan yang baru dengan yang sudah diketahui, membandingkan, menarik kesimpulan, dan menjadikan semua dapat digunakan dan bermakna bagi diri sendiri.
4. T adalah Triggering the Memory (Memicu Memori)
Memori menjadi bersifat menetap atau semestara, sangat tergantung pada bagaimana kekuatan informasi “didaftarkan” untuk pertama kalinya pada otak. Itulah sebabnya mengapa sangat penting untuk belajar dengan cara melibatkan indra pendengaran, penglihatan, berbicara dan bekerja, serta yang melibatkan emosi-emosi positif. Semua faktor tersebut membuat memori menjadi kuat.
5. E adalah Exhibiting What You Know (Memamerkan Apa Yang Anda Ketahui).
Untuk mengetahui bahwa seseorang telah paham dengan apa yang dipelajarinya bisa dilakukan dengan beberapa teknik. Pertama, dengan menguji diri sendiri. Buktikan bahwa dia memang betul-betul telah mengetahui suatu subyek dengan pengetahuan yang mendalam, bukan hanya luarnya saja. Menguji diri harus menjadi penjabaran otomatis dan langsung atas kemampuan yang dimiliki. Ketika seseorang menjadikan uji diri sebagai bagian otomatis dari teknik belajar maka seseorang akan menjadi “lebih mampu melihat fakta” atas kesalahan yang mungkin dilakukan. Seseorang akan mulai mengerti bahwa kesalahan mempunyai peran cukup berarti dalam belajar. Kesalahan adalah umpan balik yang bermanfaat, kesalahan adalah batu loncatan, bukan penghalang. Yang harus dipikirkan adalah bukan seberapa banyak kesalahan yang dibuat, tetapi apa jenis kesalahan yang dilakukan. Kesalahan hanyalah terminal-terminal sementara di jalan menuju sukses. Evaluasi dari teman sebaya dan guru merupakan bagian penting dalam mencapai puncak pembelajaran, tetapi yang paling penting adalah evaluasi mandiri. Evaluasi mandiri merupakan metode berpikir yang tinggi, karena membutuhkan kemampuan refleksi, analisis, sintesis, dan menilai. Kedua, mempraktikkan apa yang dipelajari kepada teman atau sahabat. Jika seseorang bisa mengajarkan apa yang diketahuinya kepada orang lain, maka hal ini menunjukkan bahwa dia telah paham, dan pengetahuan itu tidak hanya diketahuinya, tapi juga dimilikinya. Ketiga, menggunakan apa yang telah dipelajari secara bebas dan berjarak dari lingkungan belajar. Karena itulah mengapa langkah “pamerkan apa yang diketahui” sangat penting. Menggunakan apa yang telah dipelajari dalam cara yang berbeda, meningkatkan, serta mengembangkannya adalah penguasaan yang sebenarnya. Keempat, mencari dukungan dari orang lain, baik itu orang tua, atau teman belajar. Melalui cara ini akan didapatkan umpan balik langsung tentang ketepatan dan keefektifan cara belajar yang digunakan serta cara menpresentasikannya. Selain itu juga akan mendapat sudut pandang yang berbeda atas subyek yang dipelajari.
6. R adalah Reflecting How You’ve Learned (Merefleksikan Bagaimana Anda Belajar)
Seseorang perlu merefleksikan pengalaman belajarnya, bukan hanya pada apa yang telah dipelajari, tetapi juga pada bagaimana mempelajarinya. Dalam langkah ini seseorang meneliti dan menguji cara belajarnya sendiri. Kemudian menyimpulkan teknik-teknik dan ide-ide yang terbaik untuk diri sendiri. Secara bertahap, seseorang akan dapat mengembangkan suatu pendekatan cara belajar yang paling sesuai dengan kemampuan dirinya. Langkah terakhir dalam rencana belajar ini adalah berhenti, kemudian merenungkan dan menanyakan pertanyaan ini pada diri sendiri: Bagaimana pembelajaran berlangsung? Bagaimana pembelajaran dapat berjalan lebih baik? Dan apa makna pentingnya bagi saya?
Mengkaji dan merenungkan kembali pengalaman belajar dapat membantu mengubah karang penghalang yang keras menjadi batu pijakan untuk melompat ke depan. Sekali bisa mempelajari kombinasi personal kecerdasan dan cara belajar yang disukai, maka potensi belajar akan terbuka lebar-lebar. Pemantuan diri, evaluasi diri dan introspeksi terus-menerus adalah karakteristik kunci yang harus dimiliki pembelajar yang punya motivasi diri.
Implikasi accelerated learning terhadap proses belajar mengajar di kelas meliputi tiga konsep dasar, yaitu konsep belajar mengajar, strategi pembelajaran, dan cara belajar siswa. Konsep belajar mengajar dalam accelerated learning menuntut adanya interaksi antara guru dan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar di kelas. Harus ada prakarsa dari guru terlebih dahulu untuk selanjutnya mendapat respon dari siswa. Jadi, antara konsep belajar dan konsep mengajar harus berjalan beriringan. Dalam strategi pembelajaran guru dituntut mampu merancang strategi-strategi yang dapat menjadikan proses belajar berjalan dengan efektif dan efisien. Dalam cara belajarnya, siswa diminta mengaplikasikan metode belajar 6 langkah M-A-S-T-E-R pada setiap kegiatan belajar mengajar.
Demikianlah tadi Prinsip,konsep dan strategi Belajar Cepat yang dipostingkan oleh Drs. H. Hamruni, M.Si mengenai teknik yang dikembangkan dalam rangka peningkatan kualitas dan kompetensi guru untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa, sehingga guru mampu memainkan peranya sebagai media profesional. Sebenarnya masih banyak strategi lain yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa diantaranya meningkatkan hasil belajar melalui teknik pemberian tugas pekerjaan rumah, meningkatan Hasil Belajar melalui Kolaborasi Metode Quantum Teaching dan Snowball Throwing, dan masih banyak lagi teknik-teknik asli yang dikembangkan oleh anak bangsa mapun teknik adopsi dari sumber-sumber negara lain) dengan tujuan meningkatkan hasil belajar siswa sehingga sebuah sistem pendidikan mampu menghasilkan produk yang berkompeten.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Guru dikatakan sebagai media profesional dalam meningkatkan hasil belajar siswa karena guru merupakan perantara yang menjembatani kualitas sumber daya manusia dengan perkembangan IPTEK melalui berbagai kompetensi,strategi,metode serta sitematika pengenalan dan penelaahan produk (siswa) yang akan dihasilkan dimasa yang akan datang sesuai dengan karakteristik dan pandangan hidup bangsa. Guru yang profesional bukan hanya sekedar alat transmisi kebudayaan, tetapi mentransformasikan kebudayaan itu ke arah budaya yang dinamis yang menuntut penguasaan ilmu pengetahuan, produktivitas yang tinggi dan kualitas karya yang dapat bersaing. Salah satu peran jalan untuk tercapainya hal tersebut adalah dengan peningkatan hasil belajar siswa.
B. Saran
Penulis mengharapkan semua komponen pendidikan yang terkait langsung mapun yang tidak langsung untuk dapat sadar dan memahami serta berupaya untuk dapat meningkatkan kualialitas sumber daya manusia di Indonesia dengan cara mengoptimalkan kualitas dan kuantitas pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Artikel Pendidikan Network.Guru Dan Tanggung jawabnya. Diposting di http://e-pendidikan.net/ . 08 Desember 2010.
Bandura. Motivasi Belajar dan Teori Perilaku. Diposting di http://motivasibelajar.wordpress.com/. 08 Desember 2010.
Degei, Yermias. Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pengajar .Diposting di http://pendidikanpapua.blogspot.com/. 08 Desember 2010.
Hamruni. Meningkatkan Kemampuan dan Kecepatan Belajar. Diposting di http://uin-suka.info/. 08 Desember 2010.
Mansyur. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar anak. Diposting di http://www.e-dukasi.net/. 08 Desember 2010.
Maya Sofiana,Dian. Profesionalisme Guru dan Hubungannya Dengan Prestasi Belajar Siswa di MTS Al-Jamiliah Tegallega Cidolog Sukabumi. Diposting di http://www.scribd.com/. 08 Desember 2010.
Oeda. Profesionalisme. Diposting di http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi/tarbiyah/25 Desember 2008. 08 Desember 2010.
Rosmilawati. Profesionalime Guru. Diposting di http--www_etyj_ru-script_js-script - Radar Banjarmasin Online. Motivasibelajar. 08 Desember 2010.
memamg senyum itu ibadah
BalasHapushttp://cbs-bogor.net/