Menteri Luar Negeri Libya Membelot ke Inggris
TEMPO Interaktif, London - Menteri luar negeri Libya, Moussa Koussa, salah seorang penasihat dekat Muammar Qadhafi dan bekas kepala dinas intelijen, Rabu (30/3), dikabarkan membelot ke Inggris.
Menurut teman dekatnya, langkah nekad itu dilakukan karena dia tak tahan terhadap pasukan keamanan Qadhafi yang membunuhi warga sipil.
Kabar pembelotan Koussa dibenarkan oleh kantor kementerian luar negeri Inggris. "Dia ke sini atas kemaunnya sendiri dan telah meninggalkan posnya," ujar juru bicara kantor kementerian luar negeri.
Koussa merupakan anggota kelompok dalam Qadhafi paling senior yang membelot. Peristiwa ini merupakan titik balik paling buruk bagi pemimpin Libya yang telah berkuasa selama 41 tahun di Afrika Utara.
Dia juga berjasa saat memimpin perundingan dengan pemerintah Inggris dalam pembebasan warganya yang dituduh meledakkan pesawat di Lockerbie pada 1988. Setelah mundur dari jabatannya sebagai menteri luar negeri, Inggris berharap pembelotan Koussa diikuti pejabat lainnya.
Koussa tiba di lapangan terbang Farnborough di selatan Inggris dalam pengawalan intelejien dan pejabat kementerian luar negeri Inggris usai terbagn dari Tunisia.
Noman Benotman, sahabat dekatnya, mengatakan bahwa Koussa benar-benar membelot.
"Dia tak happy atas semua itu. Dia tidak setuju serangan terhadap penduduk sipil," ujarnya. "Dia sedang mencari perlindungan di Inggris dan berharap dia akan mendapatkan perlakuan baik."
Kabar kepergian Koussa dibantah pemerintah Libya. Pemerintah Qadhafi menyatakan bahwa dia sedang melakukan perjalanan diplomatik. Libya juga menolak kabar yang dilansir kantor berita Tunisa yang melaporkan Koussa telah terbang ke London setelah berkunjung ke Tunisia.
Dalam pemberitaannya, kantor berita Tunisia TAP, Senin (28/3), melaporkan Koussa berkunjung ke Tunisia dari Libya. Berita itu disusul kabar, Rabu (30/3), yang menyebutkan dia meninggalkan Tunisia dari lapangan terbang Djerba menuju Inggris.
Koussa arsitek sekaligus penyelamat Libya dari pergaulan internasional saat negeri itu mendapatkan sanksi dunia. Atas kebijakan luar negerinya, Libya diterima oleh komunitas dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar